This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 02 November 2019

Tugas Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri "Pemasaran Global"


Tugas Manajemen Pemasaran
Era Revolusi Industri


 












Nama        : Henki Ofin
NPM         : 13216273
Kelas        : 4EA09



Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi
2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Pemasaran global adalah kegiatan pemasaran oleh perusahaan (global) yang mempunyai bisnis (global) dengan strategi pemasaran, pasar, maupun produk yang sama di berbagai negara. Adanya pemasaran global ini banyak negara yang merasa diuntungkan tetapi ada beberapa negara pula yang merasa dirugikan. Diuntungkan dalam hal ini adalah mendapatkan penghasilan tambahan sebagai devisa negara. Bukan hanya negara, pemasaran global juga akan berdampak kepada pelanggan, maupun sebaliknya.
Pada era ini perusahaan bersaing secara kompetitif bagaimana menciptakan produk atau jasa yang diinginkan dan diperlukan pelanggan. Saat ini kecanggihan yang terjadi baik dibidang teknologi, ekonomi, informasi dan komunikasi mendorong perusahaan untuk memasuki Era Globalisasi. Dengan memasukin era globalisasi banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam menciptakan produk atau jasa maupun mempengaruhi pelanggan dalam menentukan minatnya.

1.2         Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang yang ada yaitu :
1.             Bagaimana pelanggan mempengaruhi pemasaran global?
2.             Bagaimana pemasaran global mempengaruhi pelanggan?

1.3         Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah ini :
1.             Pengaruh dari pelanggan terhadap pemasaran global.
2.             Pengaruh dari pemasaran global terhadap pelanggan.


BAB II
PEMBAHASAN

2. 1       Pemasaran Global
Pemasaran global sangat bermanfaat bagi suatu negara. Pemasaran global dapat didefinisikan sebagai proses memfokuskan sumber daya dan sasaran dari perusahaan terhadap peluang pemasaran global (Keegan, 2009). Boediono (2009) mengungkapkan bahwa ekspor sangatlah penting bagi suatu daerah/negara karena melalui ekspor dapat diperoleh banyak manfaat secara ekonomi. Pada prinsipnya, perdagangan internasional yang merupakan bagian dari pemasaran global dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspor dan impor.
Menurut Warren J.Keegan dalam bukunya Global Marketing Management, aktivitas perusahaan dalam lingkup bisnis global meliputi empat tahap, yaitu :
1.             Tahap domestik, di mana perusahaan hanya berkonsentrasi pada pasar dalam negeri. Ketika tingkat persaingan menguat dan pasar menjadi jenuh, lantas memasuki tahap internasional, di mana perusahaan selain mengisi pasar dalam negeri juga memasuki pasar luar negeri (ekspor).
2.             Tahap multinasional, di mana perusahaan tetap mampu menanam modal dam membuat pabrik di luar negeri. Perusahaan masih berasumsi bahwa setiap negara memiliki konsumen dan kondisi bisnis yang berbeda, sehingga startegi pemasaran yang diterapkan berbeda antara di negara satu dengan negara lainnya.
3.             Tahap global, perusahaan telah melihat adanya kesamaan antar konsumen di seluruh dunia.
4.             Tahap transnasional, perusahaan telah mampu mengkombinasikan strategi sumberdaya global dengan pasar global.

2. 2       Pengaruh Pemasaran Global Terhadap Pelanggan
Adapun pengaruh pemasaran global yang dirasakan oleh pelanggan yaitu :
1.             Lebih efisien dari segi pembelian
Dari beberapa perusahaan disuatu negara memunculkan metode penjualan yang berbeda seperti penjualan online, pembayaran secara elektronik
2.             Bertambahnya lapangan pekerjaan
Perusahaan yang memproduksi produknya otomatis mendirikan pabrik dan membutuhkan karyawan. Oleh karena itu, membuat tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

3.             Meningkatnya minat konsumsi
Banyaknya perusahaan yang memperluas usahanya membuat bertambah banyaknya produk yang beredar, sehingga memicu minat pelanggan untuk mencoba produk tersebut.
4.             Kualitas produk yang meningkat
Banyaknya produk yang muncul di suatu negara akibat dari perusahaan yang membuka cabang dinegara tersebut membuat perusahaan menyesuaikan atau meningkatkan kualitas produk dinegara tersebut sehingga kualitas di negara tersebut meningkat
5.             Masuknya produk baru
Dampak ini dirasakan oleh pelanggan karena adanya impor dari negara-negara yang memproduksi produknya di negara tersebut. Baik karena di negara tersebut belum ada jenis produk tersebut atau keinginan dari pelanggan untuk adanya produk tersebut untuk dijual di negara tersebut.


2. 3       Pengaruh Pelanggan Terhadap Pemasaran Global
Pengaruh pelanggan terhadap para pelaku pemasar global yaitu :
1.             Memperbaiki kualitas produk
Perusahaan perlu meningkatkan kualitas dari produknya dengan melihat pelanggan yang mengkonsumsi produknya tersebut apakah merasa puas atau tidak. Memperbaiki kualitas produk juga dilakukan agar dapat sesuai dengan setiap negara, karena ciri khas dari setiap negara berbeda-beda.
2.             Peluang pasar
Pelanggan mempengaruhi bagaimana perusahaan menentukan peluang pasar untuk membuka cabang usahanya. Bagaimana permintaan pelanggan akan produk yang ada, membuat perusahan mencari peluang pasar yang tepat agar tidak terjadi kerugian bagi perusahaan.
3.             Memperluas bidang usaha
Perusahaan akan memperluas bidang usahanya jika merasa kebutuhan pelanggan akan satu bidang sudah tercukupi, dan disisi lain juga keinginan perusahaan untuk menguasai bidang usaha.


BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Keinginan perusahaan untuk memperluas usahanya membutuhkan informasi mengenai keinginan pelanggan agar tidak salah sasaran maka dari itu  pemasaran global sangat bermanfaat bagi suatu negara atau bagi pelaku usaha tersebut. Keterkaitan antara pelaku pemasar global dan pelanggan menjadi suatu hubungan positif antara keduanya.  Sedangkan pelanggan akan terpenuhi kebutuhannya dengan adanya perusahaan-perusahaan baru yang didirikan di negara tersebut.

3.2         Saran
Adanya keterkaitan para pelaku pemasar global dan pelanggan akan menguntungkan keduanya. Pemasaran global dapat berdampak positif maupun negatif tergantung bagaimana para pelaku usaha dan pelanggan menyikapinya. 

DAFTAR PUSTAKA

Darmendra, Pande Made Agus. 2014. “Pengaruh Bauran Promosi dan Lingkungan Ekonomi Internasional Terhadap Kinerja Pemasaran Ekspor Kabupaten Badung”. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, No. 1, Vol. 14.
Andre Wiratama dan Moch. Ridwan Ramadhan. 2015. The Global Marketing Job Pemasaran Global. Makalah.
Dodi Irawan. 2018. Pemasaran Global di https://www.kompasiana.com/dodi70053/5beb62446ddcae39c73dcef6/pemasaran-global (diakses pada 30 Oktober 2019).

Rabu, 25 September 2019

Manajemen Pemasaran Era. Revolusi Industri "Sejarah Revolusi Industri 1.0 Hingga 4.0"

Nama         : Henki Ofin
NPM          : 13216273
Kelas          : 4EA09

Sejarah Revolusi Industri 1.0 Hingga 4.0

Istilah Revolusi Industri merujuk pada perubahan yang terjadi pada manusia dalam melakukan prose produksinya. Pertama kali muncul di tahun 1750 an, ini lah yang biasa disebut Revolusi Industri 1.0.
Revolusi Industri 1.0 berlangsung periode antara tahun 1750-1850. Saat itu terjadi perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.
Revolusi generasi 1.0 melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Salah satunya adalah kemunculan mesin uap pada abad ke-18. Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil mengerek naik perekonomian secara dramatis di mana selama dua abad setelah Revolusi Industri terjadi peningkatan rata-rata pendapatan perkapita Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat.
Revolusi Industri 2.0, juga dikenal sebagai Revolusi Teknologi adalah sebuah fase pesatnya industrialisasi di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Revolusi Industri 1.0 yang berakhir pertengahan tahun 1800-an, diselingi oleh perlambatan dalam penemuan makro sebelum Revolusi Industri 2.0 muncul tahun 1870.
Meskipun sejumlah karakteristik kejadiannya dapat ditelusuri melalui inovasi sebelumnya di bidang manufaktur, seperti pembuatan alat mesin industri, pengembangan metode untuk pembuatan bagian suku cadang, dan penemuan Proses Bessemer untuk menghasilkan baja, Revolusi Industri 2.0 umumnya dimulai tahun 1870 hingga 1914, awal Perang Dunia I.
Revolusi industri generasi 2.0 ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam (combustionchamber). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang, dll yang mengubah wajah dunia secara signifikan.
Kemunculan teknologi digital dan internet menandai dimualinya Revolusi Indusri 3.0. Proses revolusi industri ini kalau dikaji dari cara pandang sosiolog Inggris David Harvey sebagai proses pemampatan ruang dan waktu. Ruang dan waktu seamkin terkompresi. Dan, ini memuncak pada revolusi tahap 3.0, yakni revolusi digital. Waktu dan ruang tidak lagi berjarak. Revolusi kedua dengan hadirnya mobil membuat waktu dan jarak makin dekat. Revolusi 3.0 menyatukan keduanya. Sebab itu, era digital sekarang mengusung sisi kekinian (real time).
Selain mengusung kekinian, revolusi industri 3.0 mengubah pola relasi dan komunikasi masyarakat kontemporer. Praktik bisnis pun mau tidak mau harus berubah agar tidak tertelan zaman. Namun, revolusi industri ketiga juga memiliki sisi yang layak diwaspadai. Teknologi membuat pabrik-pabrik dan mesin industri lebih memilih mesin ketimbang manusia. Apalagi mesin canggih memiliki kemampuan berproduksi lebih berlipat. Konsekuensinya, pengurangan tenaga kerja manusia tidak terelakkan. Selain itu, reproduksi pun mempunyai kekuatan luar biasa. Hanya dalam hitungan jam, banyak produk dihasilkan. Jauh sekali bila dilakukan oleh tenaga manusia.
Lalu Pada revolusi industri generasi 4.0, manusia telah menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptivetechnology) hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent. Sejarah telah mencatat bahwa revolusi industri telah banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa.
Lebih dari itu, pada era industri generasi 4.0 ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat. Hal ini ditunjukkan oleh Uber yang mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di seluruh dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama di industri jasa pariwisata. Ini membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil.
Kalau kita perhatikan tahap revolusi dari masa ke mas timbul akibat dari manusia yang terus mencari cara termudah untuk beraktifitas. Setiap tahap menimbulkan konsekuensi pergerakan yang semakim cepat. Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan umat manusia.

Kamis, 11 April 2019

ETIKA BISNIS “DEFINISI ETIKA DAN BISNIS SEBAGAI SEBUAH PROFESI”


Nama         : Henki Ofin
NPM          : 13216273
Kelas          : 3EA09
Kelompok  : Kelompok 4 (Materi 1)

DEFINISI ETIKA DAN BISNIS SEBAGAI SEBUAH PROFESI

A.           Definisi etika dan bisnis
a)             Etika
Menelusuri asal usul etika tak lepas dari asli kata ethos dalam bahasa Yunani yang berarti kebiasaan (custom) atau karakter (character).1 Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lainnya.
R.W. Griffin mengemukakan bahwa etika adalah keyakinan mengenai tindakan yang benar dan salah atau tindakan yang baik atau buruk yang memengaruhi hal lainnya. Etika ini sangat erat hubunganya dengan perilaku manusia, khususnya perilaku para pelaku bisnis, apakah berperilaku etis ataukah berperilaku tidak etis. R.W. Griffin mengemukakan bahwa perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum berkaitan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat dan yang membahayakan.
b)             Bisnis
Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang (produksi) guna memaksimalkan nilai keuntungan. Aktivitas bisnis dilakukan sebagai suatu pekerjaan dari seseorang, atau aktifitas kelompok orang dan atau dilakukan oleh suatu organisasi.
Menurut Scholl bisnis adalah aktivitas yang diorganisasi dan diatur untuk menyediakan barang dan atau jasa kepada konsumen dengan tujuan mencari laba. Menurut R.W. Griffin bisnis (perusahaan) adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa dengan maksud untuk mendapatkan laba.
c)             Etika Bisnis
Etika bisnis adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip – prinsip moralitas. Dalam arti lain, etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma di mana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai “daratan” atau tujuan – tujuan bisnisnya dengan
selamat.



B.            Etiket moral, hukum dan agama
a)             Etiket
Istilah etiket berasal dari kata Prancisetiquette, yang berarti kartu undangan, yang lazim dipakai oleh raja-raja Prancis apabila mengadakan pesta. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah etiket berubah bukan lagi berarti kartu undangan yang dipakai raja-raja dalam mengadakan pesta. Dewasa ini istilah etiket lebih menitikberatkan pada cara-cara berbicara yang sopan, cara berpakaian, cara menerima tamu dirumah maupun di kantor dan sopan santun lainnya. Jadi, etiket adalah aturan sopan santun dalam pergaulan.
b)             Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan yang salah. Moral adalah institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan. Dua kaidah dasar moral adalah:
·                Kaidah Sikap Baik. Pada dasarnya kita mesti bersikap baik terhadap apa saja. Bagaimana sikap baik itu harus dinyatakan dalam bentuk yang kongkret, tergantung dari apa yang baik dalam situasi kongkret itu.
·                Kaidah Keadilan. Prinsip keadilan adalah kesamaan yang masih tetap mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Kesamaan beban yang terpakai harus dipikulkan harus sama, yang tentu saja disesuaikan dengan kadar angoota masing-masing.
c)             Hukum
Hukum (law) adalah peraturan perilaku formal yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya.
d)             Agama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskertaāgama yang berarti "tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.




e)             Perbedaan Etika dan Etiket
Etika
Etiket
Selalu berlaku walaupun tidak ada saksi mata. 
Contoh : larangan untuk mencuri tetap ada walaupun tidak ada yang melihat kita mencuri.
Hanya berlaku dalam pergaulan. Etiket tidak berlaku saat tidak ada orang lain atau saksi mata yang melihat.
Contoh : Sendawa di saat makan melakukan perilaku yang dianggap tidak sopan. Namun, hal itu tidak berlaku jika kita makan sendirian.
Bersifat jauh lebih absolut atau mutlak.
Contoh : “Jangan Mencuri” adalah prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Bersifat relatif.
Contoh : Yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
Memandang manusia dari segi dalam.
Contoh : Walaupun bertutur kata baik, pencuri tetaplah pencuri. Orang yang berpegang teguh pada etika tidak mungkin munafik.
Hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja.
Contoh : Banyak penipu dengan maksud jahat berhasil mengelabui korbannya karena penampilan dan tutur kata mereka yang baik.
Memberi norma tentang perbuatan itu sendiri.
Contoh : Mengambil barang milik orang lain tanpa izin orang tersebut tidak diperbolehkan.
Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan oleh manusia.
Misalnya : Memberikan sesuatu kepada orang lain dengan menggunakan tangan kanan.

C.           Klasifikasi Etika
a)             Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
Contoh: menjaga sopan santun ketika berbicara di depan umum.
b)             Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan meng-hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
Contohnya: membunuh, minum-minuman keras, dan narkoba adalah perbuatan yang harus dihindari dan dilarang.
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:
·         Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
·         Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.
Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif.

D.           Konsepsi Etika
Konsep-konsep dasar etika antara lain adalah (Bertens, 2002): (i) ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia serta azas-azas akhlak (moral) serta kesusilaan hati seseorang untuk berbuat baik dan juga untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain.






Sumber:
Irham Fahmi, ETIKA BISNIS (Teori, Kasus, Dan Solusi), ALFABETA, Bandung, 2014, hlm. 2.
Agus Arijanto, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis Edisi I Cet 2, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm. 5.
Nana Herdiana Abdurrahman, Manajemen Bisnis Syariah &Kewirausahaan, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm. 279.
Basri, Bisnis Pengantar Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2005, hlm. 1.
Basri, Op. Cit., hlm. 1.
Faisal Badroen, et al, Etika Bisnis Dalam Islam, Kencana Prenada Group, Jakarta, 2006, hlm. 15.
Yahfizham. 2012. “Moral, Etika dan Hukum ( Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi dan Komunikasi )”.  Jurnal Iqra’. Vol 06, No. 01.